Pantangan Makanan Penderita typhus
Makanan rendah serat, dengan nilai
gizinya perlu cukup kalori dan protein, namun dalam bentuk cair atau
lunak. Contohnya bubur bayi, bubur beras, bubur sumsum, lontong, roti
tawar/manis, biskuit. Bila mencret tidak boleh minum susu tetapi bila
tidak sangat dianjurkan.
- Protein yang mudah dicerna seperti telur rebus, sop ayam tanpa sayur, soto ayam, semur ayam atau daging, dan bakwan tanpa saos.
- Protein yang mudah dicerna seperti telur rebus, sop ayam tanpa sayur, soto ayam, semur ayam atau daging, dan bakwan tanpa saos.
Pantangan :
- Sayur – sayuran tinggi serat (bayam, kangkung, dll)
- Pedas (cabe, merica)
- Pada lima hari pertama buah – buahan juga tidak diperkenankan, kecuali air jeruk yang diminum sesudah makan.
- Sayur – sayuran tinggi serat (bayam, kangkung, dll)
- Pedas (cabe, merica)
- Pada lima hari pertama buah – buahan juga tidak diperkenankan, kecuali air jeruk yang diminum sesudah makan.
TYPHUS, PENYAKIT AKIBAT KURANG BERSIHNYA MAKANAN
Sebagian kuman yang berbahaya hanya
dapat hidup dalam tubuh manusia dan untuk melangsungkan kehidupan kuman
tersebut harus pindah dari orang yang telah terinfeksi kepada orang yang
sehat yang belum kebal terhadap kuman tersebut. Kuman mempunyai banyak
cara untuk berpindah, bisa melalui tangan, percikan ludah, sekresi
hidung, benda-benda mati, alat-alat makan, feses ke mulut atau dari
feses ke kulit, kontak langsung, makanan, keracunan makanan dan darah.
Apa Itu Tipes (Typhus )
Penyakit tipes (typhus) merupakan salah satu penyakit menular yang penularannya melalui makanan yang mengandung Bakteri Salmonella
diantaranya yang dikenal adalah Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B. Basil
gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3
macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Kuman tumbuh
pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum
37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi
akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari
usia balita, anak-anak dan dewasa. Merupakan penyebab utama infeksi usus
pada manusia dan hewan. Setiap tahun diseluruh dunia terdapat sekitar
17.000.000 kasus dengan 600.000 kematian. Jika tidak segera diobati,
10-20% penderita penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Sekitar 2%
dari penderita menjadi carrier (pembawa). Di Indonesia,
diperkirakan antara 800 – 100.000 orang terkena penyakit tifus atau
demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau
dan konon anak perempuan lebih sering terserang, Diperkirakan angka
kejadian penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun.
Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak, peningkatan kasus saat ini
terjadi pada usia dibawah 5 tahun.. Orang dewasa sering mengalami
infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita
berumur 12 tahun keatas adalah 70 – 80%, penderita umur antara 12 dan 30
tahun adalah 10 – 20%, penderita antara 30 – 40 tahun adalah 5 – 10%,
dan hanya 5 – 10% diatas 40 tahun.
Sumber penularan:
Kebanyakan penyakit typus ditularkan melalui kotoran. Termasuk kuman
yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptil, sumber daging
unggas unggas kurang matang, telur , melalui anjing, kucing, makanan dan
minuman tercemar (batu es), dari carrier yaitu orang sehat tetapi membawa kuman.
Patofisiologi: Infeksi
masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi
pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe
masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan
limfa sehingga membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali ke dalam
darah (bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam
kelenjar limfoid usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada
mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Jika
kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau
antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan
penderita berangsur-angsur sembuh.
Masa tunas: 1-2 minggu.
Masa inkubasi rata-rata 2 minggu : Demam berangsur-angsur naik selama
minggu pertama. Demam terjadi terutama pada sore dan malam hari (febris
remitten). Pada minggu 2 dan 3 demam terus menerus tinggi (febris
kontinue) dan kemudian turun berangsur-angsur.
Gangguan gastrointestinal, bibir kering
dan pecah-pecah, lidah kotor-berselaput putih dan pinggirnya hiperemis,
perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan, bradikardi relatif, kenaikan
denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu badan.
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhus (Tifoid )* Gejala-gejala dapat dalam beberapa bentuk:
- Keracunan makanan (salmonellosis): Gejala demam, muntah, dehidrasi, diare, nyeri perut, mual.
- Radang usus: Gejala demam, diare berdarah, nyeri perut.
- Keracunan darah: Gejala demam, kehilangan berat badan, nyeri perut, pernapasan cepat, tekanan darah turun, hati membesar, menggigil, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar, syok, limpa membesar.
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri
tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi
saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah,
bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana
yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala klinik demam tifoid pada anak
biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa
gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang
ditimbulkan antara lain ;
- Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
- Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
- Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
- Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
- Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
- Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Bila anggota keluarga kita ada yang
menampakkan gejala-gejala seperti diatas, sebaiknya kita segera
melakukan cek lab dan konsultasi dengan dokter keluarga kita. Karena
bila kita langsung ke dokter tanpa dibarengi cek lab biasanya tetap juga
doketr menyarankan kita cek darah untuk meyakinkan hipotesa atau
diagnosa dari dokter tersebut. .
Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
- SGOT SGPT meningkat, leukopenia, leuukositosis relatif pada fase akut; mungkin terdapat anemia dan trombositopenia .Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
- Uji serologis asidal (Titer O,H). Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.
- Biakan kuman (darah, feses, urin, empedu) .Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk
menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua kali
berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah
benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah
penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada
diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan
memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain
seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza,
malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita dirawat dengan tujuan untuk
isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai
minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya
komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Pada klien dengan
kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring untuk
menghindari komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus.
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Komplikasi Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Komplikasi yang sering apabila kita terlambat menangani dan menyepelekan gejala yang timbul karena daya tahan tubuh masing-masing orang tidak sama, dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Komplikasi yang sering apabila kita terlambat menangani dan menyepelekan gejala yang timbul karena daya tahan tubuh masing-masing orang tidak sama, dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
- Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
- Tidak mengandung banyak serat.
- Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
- Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Pada mulanya penderita diberikan bubur
saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus
dan perforasi usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa
(pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman bagi
penderita.
Bila anak anda dirawat dirumah sakit
perhatikan menu makanan yang disiapkan dari rumah sakit karena tidak
semua rumah sakit mempunyai ahli gizi yang melaksanakan rekomendasi
dokter yang merawat, jadi kita harus selektif memilih makanan yang boleh
dikonsumsi anak kita. Demikian juga bila pasien sudah diijinkan untuk
rawat jalan biasanya para ibu menganggap anak sudah sembuh dan boleh
makan semua makanan.
untuk kembali ke makanan “normal”,
lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi. Misalnya hari
pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan
seterusnya.
Penyakit dapat diatasi dengan beberapa
cara bahkan kadang-kadang dapat dicegah. Oleh sebab itu jika pencegahan
dilakukan maka pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Salah
satu cara untuk mencegah penyakit adalah meningkatkan daya tahan tubuh
untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke alam tubuh.Tubuh yang mendapat
makanan yang cukup bergizi akan lebih kuat melawan kuman daripada tubuh
yang kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi akan lebih mudah sakit
dibandingkan anak yang cukup gizi, oleh karena itu kita harus
mengupayakan agar anak mendapat gizi yang cukup dan menerapkan pola
hidup sehat berarti kita juga mencegah bahaya penularan penyakit.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit :
- Upaya pertama yang bisa dilakukan sebelum sakit adalah mempertinggi nilai kesehatan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, pola makan sehat, pola pikir sehat dan menjaga lingkungan bersih dan sehat. Pola hidup lebih menekankan kepada kebiasaan dan prilaku keluarga yang sangat berhubungan dengan aktivitas sehari-hari, apakah kita punya kebiasaan berolahraga, istrirahat yang cukup dan punya waktu untuk bersantai. Pola makan keluarga menentukan asupan gizi yang dibutuhkan oleh masing- masing anggota keluarga sesuai dengan umur dan aktivitas serta pantangan untuk masing-masing anggota keluarga, dan ini bila ada kasus alergi terhadap makanan. Ibu harus pandai mengkreasikan menu makanan sehari-hari dengan asumsi disesuaikan dengan dana yang ada. Hilangkan asumsi bahwa makanan mahal pasti sehat ataupun makanan yang sehat pasti mahal. Karena kita harus memahami bahwa bahwa makanan yang baik harus dilihat dari komposisi gizi dan kreatifitas penyajian yang menggugah selera. Pola pikir sangat menentukan kebahagiaan seseorang, setiap orang punya masalah tetapi tinggal bagaimana kita menyikapi setiap persoalan dengan bijak dan yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada solusi dan jangan menumpuk dan memendam masalah dalam keluarga. Buatlah rumah kita seperti surga dalam pikiran yang sehat ada badan yang sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat sangat terkait dengan lingkungan fisik tempat tinggal kita. Rumah yang sehat adalah rumah yang ukurannya sesuai dengan jamlah anggota keluarga, mempunyai sirkulasi dan ventilasi yang bagus dan secara estetika nyaman di pandang.
- Upaya kedua dalah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang sumber dan cara penularan penyakit .gejala-gejala dini dan penanganan pertama untuk mencegah kondisi akut..
Akhir-akhir ini panyakit typus lebih
banyak menyerang anak-anak mulai dari usia balita sampai mahasiswa
(banyak mahasiswa saya yang terkena typus), biasanya karena pola makan
dan pola hidup yang kurang baik)
Beberapa tips yang bisa dilakukan ibu –ibu untuk mencegah anak kita terkena typus adalah dan mencegah penularannya :
- Mengolah makanan untuk keluarga dengan mengutamakan higiene sanitasi dan kebutuhan gizi keluarga
- Membiasakan anak untuk makan di rumah secara teratur , karena makanan yang diolah dirumah higiene sanitasinya lebih terjamin daripada membeli makanan diluar rumah seperti diwarung ataupun jajanan sekolah yang tingkat keamanan dan higiene sanitasi tidak kita ketahui.
- Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan pengendalian. Yaitu bila ada salah seorang anggota keluarga kita terkena typus, alat-alat makannya sementara disendirikan dulu dan dicuci bersih dengan sabun yang mengandung antiseptik agar tidak menulari anggota keluarga yang lain
- membersihkan lingkungan secara teratur , perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).
- Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan penderita dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.
Sebagai bagian dari masyarakat ,kita
bisa berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk memberikan
pendidikan kesehatan secara berkala kepada ibu-ibu di lingkungan sekitar
kita. Perlu juga kita menyarankan agar pemerintah dalam hal ini
Departemen kesehatan membina higiene sanitasi pengolahan makanan para
penyaji dan penjual makanan skala kecil maupun menengah, karena biasanya
mereka kurang memperhatikan hal tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar