GAYA HIDUP DAN GAYA HIDUP SEHAT, TANTANGAN PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA
Gaya hidup dan gaya hidup sehat, kini merupakan kosa kata yang seksi, menjadi jualan yang laris manis. Simaklah belantara industri media – media kertas maupun elekronik – betapa banyak dagangan yang ditawarkan atas nama gaya hidup dan gaya hidup sehat. Dan menjadi sebuah kewajiban para praktisi marketing dan periklanan untuk mengetahui gaya hidup para konsumen, untuk dipuasi atau untuk dirubah gaya hidup dan gaya hidup sehat mereka. Begitulah adanya dunia industri kini dan kitapun terperangkap dalamnya, bagai ikan didalam bubu. Apa boleh buat, itulah kutukan peradaban. Dan setiap gaya hidup – sehat atau tidak sehat – yang kita jalani sadar maupun tidak sadar, ada ongkos didalamnya, ada harga yang harus dibayar – pra maupun pasca – gaya itu. Dan seyogyanya menjadi kerisauan bersama.
Tentang gaya hidup itu
Terdapat berbagai pengertian tentang gaya hidup, tergantung dari mana kita berkepen
tingan melihatnya. Seperti orang orang pemasaran misalnya. Bagi kalangan ini, kesamaan atau kebedaan antara usia, tempat tinggal, suku , agama, kebangsaan dan kewar
gaan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, belumlah menggambarkan apa apa. Itu baru pengkategorian demografis atau baru menjawab “ siapa konsumen kita”. Padahal bagi pembidik pembidik pasar, ada yang lebih penting yaitu : apa yang ada dikepala mereka ( segmentasi psikografi, kohor) – apa yang mereka beli dan dimana mereka dapat dijangkau. Apa yang ada dikepala mereka, itulah salah satu cara segmentasi pasar modern. Apa yang ada dikepala konsumen adalah AIO ( A=aktivitas, I = interes, minat, O=opini, pendapat. Resultante dari AIO inilah yang disebut gaya hidup, yang dalam pengertian pemasaran : Gaya hidup ialah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya.Mengetahui hal hal ini berarti mengetahui apa yang dapat dijual kepada mereka, juga dimana atau cara bagaimana mereka dapat dijangkau Tulisan yang lebih detil tentang ini dapat dibaca dalam berbagai referensi anatara lain Membidik Pasar Indonesia- Rhenald Kasali, Gramedia Jakarta 2001.
Uraian dalam artikel ini hanyalah sekedar perbandingan dengan pengertian dan analisis Gaya Hidup dari sisi kesehatan atau Gaya Hidup Sehat.
Gaya hidup - dari penglihatan kesehatan
Dalam health promotion glossary ( WHO 1998) , dirumuskan pengertian sebagai berikut :
Lyfestyle is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which are determined by the interplay between an individual’s personal characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental living condition.
Pola pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan social yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam “kesehatan” gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja, tetapi juga merubah lingkungan social dan kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola perilakunya.
Harus disadari bahwa tidak ada aturan ketentuan baku tentang gaya hidup yang “sama dan cocok” yang berlaku untuk semua orang. Budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur, kemampuan fisik, lingkungan rumah dan lingkungan tempat kerja, menciptakan berbagai “gaya” dan kondisi kehidupan lebih menarik, dapat diterapkan dan diterima.
Senjata sama : maksud beda
Para marketer melihat gaya hidup dengan analisis AIO, dengan maksud agar tepat dalam penetrasi barang dan jasa yang ditawarkannya
Para promosi kesehatan melihat gaya hidup dengan analisis AIO, agar lebih mengenal khalayak dan dapat mengembangkan promosi gaya hidup sehat yang berorientasi khalayak atau klien. Bedanya dengan para marketer ialah, para promotor membandingkan gaya hidup khalayak dengan standar standar kesehatan, merubahnya bila tidak sesuai.
Lalu, apa maksud kedua penampakan gaya hidup dari sisi pemasaran dan promosi diuraikan dalam tulisan ini? Cuma satu : saling memperkaya.
Kita sepakat, dalam hal gaya hidup, penyebab dan penampakkan ( hal hal yang dapat diidentifikasi) pada setiap orang dan kelompok, pasti berbeda. Aktivitas (A) interast (I) dan Opini (O) masing masing orang dan kelompok saling berbeda, jadi intervensi yang dilakukan pun harus berbeda.
Dan Vientiane berdeklarasi
Antara lain ditanda tangani oleh Dr Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan Indonesia, di Republik Laos 15 Maret 2002, di ibu kota Vientiane, lahirlah Deklarasi Vientiane tentang Gaya Hidup Sehat Asean – ditanda tangani oleh sepuluh menteri kesehatan negara negara ASEAN. Deklarasi ini mengartikan gaya hidup sebagai praktek perilaku dan prakek social yang mendukung kesehatan dan merupakan cerminan dari nilai nilai dan jatidiri dari kelompok dan masyarakat dimana penduduk hidup dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memenuhi kehidupan ekonomi , social dan lingkungan fisik.
Sedemikian pentingnya gaya hidup sehat itu sehingga para menteri kesehatan menetapkan visi “ pada tahun 2000 semua penduduk ASEAN akan menuju gaya hidup sehat, sesuai dengan nilai hidup, kepercayaan dan budaya ASEAN, dalam lingkungan yang mendukung.
Selanjutnya dirumuskan berbagai area prioriotas, tergantung kondisi kesehatan masing masing negara.
Gaya hidup dan gaya hidup sehat, kini merupakan kosa kata yang seksi, menjadi jualan yang laris manis. Simaklah belantara industri media – media kertas maupun elekronik – betapa banyak dagangan yang ditawarkan atas nama gaya hidup dan gaya hidup sehat. Dan menjadi sebuah kewajiban para praktisi marketing dan periklanan untuk mengetahui gaya hidup para konsumen, untuk dipuasi atau untuk dirubah gaya hidup dan gaya hidup sehat mereka. Begitulah adanya dunia industri kini dan kitapun terperangkap dalamnya, bagai ikan didalam bubu. Apa boleh buat, itulah kutukan peradaban. Dan setiap gaya hidup – sehat atau tidak sehat – yang kita jalani sadar maupun tidak sadar, ada ongkos didalamnya, ada harga yang harus dibayar – pra maupun pasca – gaya itu. Dan seyogyanya menjadi kerisauan bersama.
Tentang gaya hidup itu
Terdapat berbagai pengertian tentang gaya hidup, tergantung dari mana kita berkepen
tingan melihatnya. Seperti orang orang pemasaran misalnya. Bagi kalangan ini, kesamaan atau kebedaan antara usia, tempat tinggal, suku , agama, kebangsaan dan kewar
gaan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, belumlah menggambarkan apa apa. Itu baru pengkategorian demografis atau baru menjawab “ siapa konsumen kita”. Padahal bagi pembidik pembidik pasar, ada yang lebih penting yaitu : apa yang ada dikepala mereka ( segmentasi psikografi, kohor) – apa yang mereka beli dan dimana mereka dapat dijangkau. Apa yang ada dikepala mereka, itulah salah satu cara segmentasi pasar modern. Apa yang ada dikepala konsumen adalah AIO ( A=aktivitas, I = interes, minat, O=opini, pendapat. Resultante dari AIO inilah yang disebut gaya hidup, yang dalam pengertian pemasaran : Gaya hidup ialah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya.Mengetahui hal hal ini berarti mengetahui apa yang dapat dijual kepada mereka, juga dimana atau cara bagaimana mereka dapat dijangkau Tulisan yang lebih detil tentang ini dapat dibaca dalam berbagai referensi anatara lain Membidik Pasar Indonesia- Rhenald Kasali, Gramedia Jakarta 2001.
Uraian dalam artikel ini hanyalah sekedar perbandingan dengan pengertian dan analisis Gaya Hidup dari sisi kesehatan atau Gaya Hidup Sehat.
Gaya hidup - dari penglihatan kesehatan
Dalam health promotion glossary ( WHO 1998) , dirumuskan pengertian sebagai berikut :
Lyfestyle is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which are determined by the interplay between an individual’s personal characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental living condition.
Pola pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan social yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam “kesehatan” gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja, tetapi juga merubah lingkungan social dan kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola perilakunya.
Harus disadari bahwa tidak ada aturan ketentuan baku tentang gaya hidup yang “sama dan cocok” yang berlaku untuk semua orang. Budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur, kemampuan fisik, lingkungan rumah dan lingkungan tempat kerja, menciptakan berbagai “gaya” dan kondisi kehidupan lebih menarik, dapat diterapkan dan diterima.
Senjata sama : maksud beda
Para marketer melihat gaya hidup dengan analisis AIO, dengan maksud agar tepat dalam penetrasi barang dan jasa yang ditawarkannya
Para promosi kesehatan melihat gaya hidup dengan analisis AIO, agar lebih mengenal khalayak dan dapat mengembangkan promosi gaya hidup sehat yang berorientasi khalayak atau klien. Bedanya dengan para marketer ialah, para promotor membandingkan gaya hidup khalayak dengan standar standar kesehatan, merubahnya bila tidak sesuai.
Lalu, apa maksud kedua penampakan gaya hidup dari sisi pemasaran dan promosi diuraikan dalam tulisan ini? Cuma satu : saling memperkaya.
Kita sepakat, dalam hal gaya hidup, penyebab dan penampakkan ( hal hal yang dapat diidentifikasi) pada setiap orang dan kelompok, pasti berbeda. Aktivitas (A) interast (I) dan Opini (O) masing masing orang dan kelompok saling berbeda, jadi intervensi yang dilakukan pun harus berbeda.
Dan Vientiane berdeklarasi
Antara lain ditanda tangani oleh Dr Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan Indonesia, di Republik Laos 15 Maret 2002, di ibu kota Vientiane, lahirlah Deklarasi Vientiane tentang Gaya Hidup Sehat Asean – ditanda tangani oleh sepuluh menteri kesehatan negara negara ASEAN. Deklarasi ini mengartikan gaya hidup sebagai praktek perilaku dan prakek social yang mendukung kesehatan dan merupakan cerminan dari nilai nilai dan jatidiri dari kelompok dan masyarakat dimana penduduk hidup dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memenuhi kehidupan ekonomi , social dan lingkungan fisik.
Sedemikian pentingnya gaya hidup sehat itu sehingga para menteri kesehatan menetapkan visi “ pada tahun 2000 semua penduduk ASEAN akan menuju gaya hidup sehat, sesuai dengan nilai hidup, kepercayaan dan budaya ASEAN, dalam lingkungan yang mendukung.
Selanjutnya dirumuskan berbagai area prioriotas, tergantung kondisi kesehatan masing masing negara.